Tuesday, February 12, 2019

Umat Katolik Indonesia Harus Implementasikan Langkah Paus Fransiskus di Abu Dhabi

Penandatanganan bersejarah deklarasi persaudaraan pada Vatikan serta Al Azhar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada minggu ini sebaiknya selekasnya diimplementasikan umat Katolik di Indonesia. Deklarasi yang mengatakan perdamaian diantara negara, agama, serta ras itu adalah keperluan dunia yang menghormati harkat serta martabat manusia tiada memperbedakan latar belakang.

Hal tersebut disebutkan Ketua Komunitas Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) atau Forkoma menyikapi momen bersejarah itu di Jakarta, Kamis (7/2). Satu sisi terpenting yang jadi otokritik buat semua pihak, termasuk juga pemuka agama yang termuat dalam deklarasi berjudul "Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia serta Hidup Bersama dengan" itu, yaitu mengenai “Tuhan tidak butuh dibela” yang memperingatkan Hermawi Taslim pada artikel yang ditulis oleh bekas presidn KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada saat itu.

Menurut Hermawi Taslim, dalam tulisannya yang diedarkan di Majalah Tempo pada 28 Juni 1982, Gus Dur memberikan judul artikelnya sama seperti content terpenting dalam deklarasi bersejarah itu, yaitu “Tuhan Tidak Butuh Dibela.” Hal itu menuturkan jika Gus Dur memiliki visi ke depan berkaitan dengan perdamaian dunia. Walau sebenarnya, pada saat itu, Timur Tengah belumlah alami kehancuran seperti sekarang ini.

Baca Juga : Summarecon Mal XXI Premier Bekasi dan Jadwal Bioskop XXI Premier Bekasi

“Hampir 37 tahun lalu, apakah yang ditulis oleh Gus Dur menjadi satu perkiraan, analisa tajam atas pergantian dunia, terutamanya di Timur Tengah, dapat dibuktikan sesudah dunia lihat kehancuran senyatanya. Mungkin pada saat itu, beberapa orang tidak suka pada bahkan juga geram atas apakah yang ditulis oleh Gus Dur.

Akan tetapi, saat ini kita bisa lihat, insting tajam, bila tidak bisa dikatakan sebagai karakter propetik dari seseorang Gus Dur, atas apakah yang ditulis. "Pada tahun itu, Timur Tengah masih tetap booming minyak. Beberapa negara disana sama-sama membahu menantang satu musuh bersama dengan, yaitu Israel,” tegas Taslim, yang beberapa hidupnya ikut mengikuti Gus Dur.

Hermawi Taslim lihat terdapatnya korelasi kuat pada Deklarasi Abu Dhabi yang ditandangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Syeikh Ahmed Al Tayyeb, serta Nostra Aetate yang diedarkan pada 28 Oktober 1965 oleh Vatikan. Nostra Aetate ialah dokumen terpenting Konsili Vatikan II yang di tandatangani oleh Paus Paulus VI yang berisi mengenai Jalinan Gereja Katolik dengan agama-agama bukan Kristen.

Dalam dokumen Nostra Aetate itu, Paus menggerakkan semua golongan Kristiani serta Muslim untuk melupakan pertikaian serta permusuhan dari waktu lantas serta bekerja bersama untuk membela serta meningkatkan keadilan sosial buat kebanyakan orang, nilai-nilai kepribadian ataupun perdamaian serta kebebasan.

Baca Juga : Jadwal XXI Summarecon Mal Premier Bekasi dan Pondok Gede XXI Bekasi

Saat perayaan 50 tahun Dokumen Nostra Aetate di Kampus Gregoriana, Roma, pada Otkober 2015, dimana Hermawi Taslim ada di dalamnya bersama dengan AM Putut Prabantoro (Ketua Pergerakan Ekayastra Unmada – Semangat Satu Bangsa) menjadi utusan Indonesia, Vatikan membuat pertemuan perdamaian internasional di Kampus Gregoriana, Roma, Italia dengan pesan spesial lewat pemutaran film Nostra Aetate, "The Leaven Of Good”.

Pesan yang ingin dikatakan ialah “agama bisa berlainan, akan tetapi air mata penderitaan umat manusia masih sama”. Oleh karenanya, ialah terpenting buat beberapa pemuka semua agama dalam dunia untuk bekerja bersama bangun perdamaian dunia serta selalu berusaha terciptanya kesejahteraan buat umat manusia.

Hermawi Taslim pun memperingatkan umat Katolik mesti mengerti benar tujuan Paus Fransiskus yang menuturkan jika pertemuannya dengan Imam Besar Al Azhar itu adalah peringatan 800 tahun pertemuan pada Santo Fransiskus Asisi serta Sultan al-Malik al Kāmil pada 1219.

“Mengapa Paus yang saat ini memakai nama Fransiskus, sebab Paus begitu meneladani hidup Fransiskus (Asisi) yang adalah santo perdamaian. Santo Fransiskus dalam kehidupannya keluarkan satu doa yang begitu diketahui oleh umat Katolik. Pesan dari doa itu yang menurut saya mesti disosialisaikan serta diimplementasikan oleh umat Katolik Indonesia,” katanya.

Baca Juga : Jadwal Bioskop XXI Bekasi dengan Jadwal XXI Pondok Gede Bekasi

Oleh karena itu, masih tetap menurut Hermawi Taslim, umat Katolik mesti menempatkan pesan Deklarasi Abu Dhabi, Nostra Aetate dan pertemuan Santo Fransiskus Asisi serta Sultan Al-Malik pada sebuah pergerakan dengan mengingat jika agama bisa berlainan, tapi derita umat manusia masih sama. Umat Katolik mesti dapat menolong masyarakat seputar yang menanggung derita, yang adalah sisi tidak terpisahkan dari usaha perwujudan perdamaian bangsa Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Umat Katolik Indonesia Harus Implementasikan Langkah Paus Fransiskus di Abu Dhabi

Penandatanganan bersejarah deklarasi persaudaraan pada Vatikan serta Al Azhar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada minggu ini sebaiknya selek...